Hikmah Haji dan Qurban
Bismillahirohmanirrohim
Assalamu alaikum warohmatullohi
wabarokatuh .
Tidak terasa sekarang
Kita sudah memasuki bulan dzulhijjah bulan
dimana jutaan kaum Muslim sedunia dari
berbagai suku, bangsa, ras, dan budaya, tumpah-ruah untuk menunaikan ibadah
haji di Makkah almukaromah. Mereka memakai pakaian yang sama, dan mereka
menyeru tuhan yang sama yakni Alloh SWT. Mereka, seakan-akan menghadiri
“Konferensi Islam terbesar se-Dunia”, dengan agenda utama napak tilas
perjalanan dakwah Nabi Ibrahim a.s. dan Nabi Muhammad Saw.
Perjalanan haji
merupakan sumber kekuatan dan persatuan islam sedunia, karena melalui inilah
terjadi pengumpulan umat islam multinasional terbesar di dunia. Tanpa memelihat
asal Negara, warna kulit, dan dari bangsa mana mereka semua berkumpul dan
bersatu dalam rangka menyembah Alloh SWT.
Suasana haji adalah gabungan kehangatan agamawi
dan kegembiraan persahabatan. Setiap orang adalah saudara satu sama lain.
Sebab, semuanya sadar, bahwa mereka dekat dengan Allah dan sama-sama menyeru, “Labbaikalloohumma
labbaik, labbaika laa syariika laka labbaika…!”. Aku penuhi panggilan-Mu,
Ya Allah, tiada sekutu bagi-Mu…!. Selain itu Dapat dikatakan, ibadah haji
merupakan simbol Ummatan Waahidatan, kesatuan umat Islam, bahkan umat
manusia seluruhnya.
Peristiwa ritual ibadah haji tentunya menyadarkan
kita, bahwa pada hakikatnya umat manusia adalah satu keluarga. ”Dan
sesungguhnya umatmu ini adalah umat yang satu dan Akulah Tuhanmu, maka
bertakwalah…” (Q.S. Al-Mu’minun:52). Ibadah haji sangat kuat mengajarkan
nilai ukhuwah Islamiyah, sebagaimana ditegaskan dalam Al-Quran, “Sesungguhnya
orang-orang mukmin itu bersaudara. (QS: Al-Hujurat: 10).”
Selain ibadah haji yang sarat muatan nilai dan
hikmah tersebut, beberapa hari kedepan kita akan bertemu dengan Hari Idul Adha,
dimana kita akan menyaksikan penyembelihan hewan kurban.
Ibadah kurban merupakan perwujudan rasa syukur
kepada Allah SWT, sekaligus upaya mendekatkan diri atau taqarrub
kepada-Nya.
Melalui syariat kurban, Islam menanamkan atau
mengajarkan umatnya, agar berjiwa rela berkorban apa saja demi tegaknya syi’ar
Islam dan demi berbakti kepada Allah SWT. Ibrahim a.s. bahkan rela mengorbankan
anak yang dicintainya, demi baktinya kepada Allah SWT.
Pengorbanan itu mengajarkan kepada kita, segala
apa yang kita miliki –jiwa, raga, harta, anak, tahta, ilmu, keahlian, dan
sebagainya– adalah milik Allah SWT yang dititipkan kepada kita sebagai amanah.
Maka, ketika Allah SWT memerintahkan kita untuk mengorbankan apa yang kita
miliki itu, tidak ada alasan untuk menolaknya.
Dengan demikian, jiwa, harta, dan segala yang
kita miliki bukanlah tujuan, melainkan sebagai alat untuk berjuang dan mengabdi
kepada Allah SWT. Maka, mari kita korbankan segala yang kita miliki, harta,
tenaga, ilmu, apa pun, demi tegaknya syiar Islam di muka bumi.
Semoga kita senantiasa tergerak untuk mengamalkan
ukhuwah Islamiyah. Semoga pula kita tergerak untuk rela berkorban apa saja yang
kita miliki, demi mencapai keridhoan Allah dan tegaknya syi’ar Islam. Amin!
(sumber : http://pusdai.com/?p=3407,
dengan beberapa perubahan)