MAKNA HIJRAH DAN SEJARAH TAHUN BARU HIJRIYAH
Oleh : Bhayu Sulistiawan, S.Pd.I

Ada ayat inspiratif yang bisa dijadikan bahan evaluasi diri atau muhasabah transendental guna memperbaiki diri dalam setiap langkah kehidupan yang sementara ini:“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang Telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan”. (Q.S. Al-Hasyr: 18)
Sejarah pergantian tahun dan hitungan tahun dalam Islam merupakan rangkaian sejarah penyebaran agama Islam dan perjuangan kaum muslimin. Kalender hijriyah adalah kalender Islam. Penanggalan yang juga dipakai standar dalam penentuan waktu-waktu ibadah dalam Islam. Puasa diwajibkan pada bulan Ramadhan, haji pada bulan Dzulhijjah, dan lain sebagainya. Sebenarnya, nama-nama bulan ini telah dipakai di zaman Rasulullah SAW. Maka kita pun mendapati firman Allah SWT terkait dengan perhitungan waktu dalam hijriyah ini:
“Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah ialah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana mereka pun memerangi kamu semuanya; dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa. (QS : At-Taubah : 36)
Permasalahan muncul pada zaman kekhilafahan Umar bin Khatab. Saat itu Abu Musa Al-Asy.ri sebagai salah seorang gubernur menulis surat kepada Amirul Mukminin yang isinya menanyakan surat-surat dari khalifah yang tidak ada tahunnya, hanya tanggal dan bulan saja, sehingga membingungkan. Mendapatkan masukan ini, khalifah Umar bin Khatab menggelar syura (musyawarah). Maka dikumpulkanlah beberapa sahabat senior waktu itu. Diantaranya adalah Utsman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, Abdurrahman bin Auf, Sa’ad bin Abi Waqqas, Zubair bin Awwam, dan Thalhan bin Ubaidillah.
Dalam musyawarah itu muncullah beberapa usulan dimulainya tahun Islam. Ada yang mengusulkan berdasarkan milad (kelahiran) Rasulullah SAW. Ada juga yang mengusulkan berdasarkan pengangkatan Muhammad SAW menjadi Rasul. Dan ada pula yang mengusulkan berdasarkan hijrah Rasulullah SAW. Usul terkahir ini datang dari Ali bin Abi Thalib, dan usul inilah yang kemudian disepakati. Maka ditetapkanlah tahun pertama dalam kalender Islam adalah pada masa hijrahnya Rasulullah SAW. Sedangkan nama-nama bulan dalam kalender hijriyah ini diambil dari nama-nama bulan yang telah ada dan berlaku di masa itu di bangsa Arab selama ini.
Betapa luar biasanya para pendahulu kita dari kalangan sahabat radhiyallaahu ‘anhum. Mereka menyepakati bahwa kalender hijriyah dimulai dari masa hijrah ke Madinah. Bukan dari waktu kelahiran Rasulullah, bukan dari diangkatnya Muhammad sebagai Rasulullah, bukan pula dari peristiwa lainnya. Sesungguhnya, dalam penentuan awal kalender Islam ini terkandung hikmah besar. Jika kelahiran Rasulullah, itu adalah skenario dari Allah. Demikian pula diangkatnya Muhammad sebagai Rasulullah, itu adalah kehendak Allah yang sulit bagi kita untuk mengambil keteladanan dari peristiwa tersebut. Itu karunia, itu rahmat. Bukan pelibatan ikhtiar dalam kapasitas yang besar.
Namun hijrah. Subhaanallah... betapapun ia adalah skenario Allah, ia tetap saja sebuah proses manusiawi yang penuh dengan nilai perjuangan dan semangat untuk diteladani generasi berikutnya. Kita tahu, bahwa dakwah Rasulullah selama 13 tahun di Makkah tidak membuat negeri itu menjadi negeri Islam. Bahkan yang terjadi, meskipun semakin banyak orang yang masuk Islam, orang-orang kafir Quraisy makin gencar menghalangi dakwah. Berbagai bentuk celaan dalam ribuan variannya telah dilancarkan. Siksaan kepada kaum muslimin yang lemah juga dilakukan. Berbagai negosiasi dan tawaran ditempuh agar dakwah berhenti. Sampai pemboikotan kaum muslimin hingga mereka terpaksa memakan daun-daunan. Semuanya tidak menghentikan dakwah. Hingga kafir Quraisy pun berencana membunuh Rasulullah.
Sementara itu, dari arah Yatsrib datang dukungan dakwah. Allah memberikan pertolongan dari jalan yang lain, ternyata. Setelah baiat Aqabah I, Rasulullah mengutus dai Islam Mush'ab bin Umair untuk mendakwahi penduduk Yatsrib, mengajarkan Islam kepada mereka. Hasilnya, penduduk Yatsrib berbondong-bondong masuk Islam. Mereka bahkan berbaiat melindungi Rasulullah melalui baiat Aqabah II. Mereka juga mengabarkan bahwa Yatsrib telah menjadi basis sosial yang siap ditempati kaum muslimin.
Maka, dua bulan lebih beberapa hari setelah Baiat Aqabah II itu, kaum muslimin Makkah yang kemudian dikenal dengan nama Muhajirin telah hijrah ke Yatsrib. Yang kemudian dinamakan Rasulullah sebagai Madinah. Kini tinggal Rasulullah dan Abu Bakar yang masih berada di Makkah. Sampai kemudian datang perintah Allah kepada keduanya untuk hijrah, tepat ketika mereka hendak membunuh Rasulullah dengan mengepung rumah beliau.
Hijrah bukanlah perjuangan ringan. Bayangkanlah orang-orang yang telah disiksa di kampung halamannya harus berpindah ke negeri lain yang tidak dikenal. Yang belum jelas. Yang masih samar masa depan di sana. Di saat yang sama ia harus meninggalkan rumah dan harta benda yang tidak mungkin dibawa. Seakan-akan mereka terusir. Terusir dari kampung halaman tanpa bekal dan tanpa kejelasan masa depan. Namun karena iman, mereka menempuh perjuangan sulit dan melelahkan itu.
Demikianlah, para sahabat rela meninggalkan kampung halaman dan semua harta benda mereka. Bahkan rela mengambil resiko nyawa karena tidak ada jaminan bahwa hijrah itu berjalan mulus tanpa halangan kafir Quraisy hingga bisa dengan selamat di Madinah. Misalnya Ayash bin Abi Rabi'ah yang akhirnya ditangkap oleh orang Quraisy, diikat dan dibawa kembali ke Makkah. Terlebih hijrahnya Rasulullah dan Abu Bakar yang langsung diburu oleh kafir Quraisy. Dan disayembarakan dengan hadiah besar bagi siapa yang bisa mendapatkan Rasulullah hidup atau mati. Tidak heran jika kaum muhajirin dipuji oleh Allah SWT dalam Al-Qur'an dan dipersaksikan para shaadiquun:
“Bagi orang fakir yang berhijrah yang diusir dari kampung halaman dan dari harta benda mereka (karena) mencari karunia dari Allah dan keridhaan-Nya dan mereka menolong Allah dan RasulNya. mereka Itulah orang-orang yang benar”. (QS. Al-Hasyr: 8).
Hijrah secara bahasa berarti "tarku" (meninggalkan). Dikatakan: hijrah ila syai' berarti "intiqal ilaihi 'an ghairihi" (berpindah kepada sesuatu dari sesuatu). Sedangkan secara istilah hijrah berarti "tarku man nahallaahu 'anhu": meninggalkan sesuatu yang dilarang oleh Allah SWT. Rasulullah SAW bersabda: "Muhajir (orang yang berhijrah) adalah orang yang meninggalkan segala larangan Allah”. (HR. Bukhari)
Dengan demikian, hijrah secara maknawi terus relevan sampai kapan pun. Bahwa nilai dan semangat hijrah harus kita bawa dalam kehidupan modern ini. Kita berhijrah dari kejahiliyahan menuju Islam. Hijrah dari kekufuran menuju Iman. Hijrah dari kesyirikan menuju tauhid. Hijrah dari kebathilan menuju al-haq. Hijrah dari nifaq menuju istiqamah. Hijrah dari maksiat menuju tha'at. Dan hijrah dari yang haram menuju yang halal.

Majelis Pengawas Organisasi (MPO)

Ketua Umum : Aris Sulistya (PJKR 2009)
Sekretaris : Evi Marfuah (P. Kimia 2008)
Bendahara : Yayu (P. Psikologi Bimbingan 2009)
Anggota
1. Abdul Rohman (Pend. Teknik Mesin 2008)
2. Faisal Rahman (P.Teknik Mesin 2008)
3. Cahaya Arifin (P. Ilmu Komputer 2010)
4. M Imam Dzikyan S (P.Teknik Elektro 2010)

Susunan Kepengurusan
Badan Pengurus Organisasi (BPO)
Ketua Umum : Ginanjar Muhammad Sukamdani (PB Sunda 2010)
Wakil Ketua Umum : Silvie Rizki Megawati (PLB 2010)
Sekretaris Umum : Ia Lisnawati (Pedagogik/PGSD 2010)
Wakil Sekretaris Umum : Fitria (P.Kimia 2011)
Bendahara Umum : Rinrin (P.Sosiologi 2011)
Wakil Bendahara Umum : Intan Aulia Istiqomah (PB Inggris 2011)

Divisi-divisi

1. Divisi Kerohanian :
1) Koordinator => Dedi (PTM 2008)
2) Yusuf (PTM 2008)
3) Anita (P Manbis 2011)
4) Devy (P Manbis 2011)
2. Divisi Kaderisasi :
1) Koordinator => Gilar Alghifari (Teknik Elektro 2011)
2) Taofik Ramdhani (PJKR 2011)
3) Fajar (IKOR 2011)
4) Elsa (PGSD 2011)
3. Divisi Pendidikan :
1) Koordinator => Aditya (P Fisika 2011)
2) Enok (P. Teknik Mesin 2011)
3) Ikbal (Tekpend 2011)
4) Febi (PTekbang 2011)
4. Divisi Minat Bakat :
1) Koordinator => Anggie (PLB 2011)
2) Ariyani (PGPAUD 2010)
3) Agiel Nova (PTM 2008)
4) Yudi Kawai (P. Bahasa Jerman 2010)
5) Irfan (P Sejarah 2011)
5. Divisi Ekonomi :
1) Koordinator => Meli Budiarti (PB Inggris 2011)
2) Siti Adillah (P Manbis 2011)
3) Syifa Bilqis (PB Daerah 2010)
4) Dita (Manajemen Perkantoran 2010)
6. Divisi Sosial :
1) Koordinator => Novik (P Sosiosologi 2011)
2) Yuski (PTE 2011)
3) Luthfi Indriani (PLB 2011)
4) Gilang (P Sejarah 2011)
7. Divisi Infokom :
1) Koordinator => Ikhsan Taufik (Teknik Elektro 2010)
2) Erwan (Tekpend 2010)
3) Fajar Agni (Ikor 2010)
4) Irman (Ikor 2011)
DOWN LOAD
Ini lah jawaban rakyat surabaya !!!!, ini jawaban pemuda indonesia !!!!!

Pidato bung Tomo

Selama banteng-banteng Indonesia masih mempunyai darah merah yang dapat membikin secarik kain putih menjadi merah dan putih, maka selama itu tidak akan kita mau menyerah kepada siapapun juga. Kita tunjukken bahwa kita ini benar-benar orang-orang yang ingin merdeka. Dan untuk kita saudara-saudara, lebih baik hancur lebur daripada tidak merdeka. Semboyan kita tetap “Merdeka atau Mati”. Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar!! Merdeka!!”
Setiap apa yang diperintahkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala pastilah mengandung makna. Dia akan membuahkan nilai-nilai yang berguna baik bagi pribadi dan masyarakat apabila dilaksanakan secara benar sesuai dengan tuntunan-Nya.

“Para sahabat bertanya, “apakah maksud qurban ini?” Beliau menjawab, “Sunnah Bapakmu, Ibrahim.” Mereka bertanya, “apa hikmahnya bagi kita?” Beliau menjawab, “Setiap rambutnya akan mendatangkan satu kebaikan.” Mereka bertanya, “Apabila binatang itu berbulu?” Beliau menjawab, “Pada setiap rambut dari bulunya akan mendatangkan kebaikan” (HR. Ahmad).

Alkisah:

Nabi Ibrahim dan putranya Nabi Isma'il tercinta dalam surat Al-Shafat, ayat : 102-109. Kisahnya begini; Nabi Ibrahim berkata kapada Nabi Ismail : "Wahai anakku, sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu?"

Nabi Ismail menjawab seketika dengan tenang dan penuh keyakinan : "Wahai ayahku, laksanakanlah apa yang diperintahkan (oleh Allah) kepadamu, kau akan mendapatkanku - insya Allah - termasuk orang-orang yang sabar".

Allah SWT kemudian bercerita :

"Tatkala keduanya telah berserah diri (tunduk pada perintah Allah) dan Ibrahim membaringkan anaknya (pelipsnya menimpel di atas tempat penyembelihan), Kami segera memanggil (dari arah gunung) : wahai Ibrahim, Sudah kau benarkan (dan kau laksanakan) apa yang kau lihat dalam mimpimu itu, sesungguhnya demikinlah Kami memeberi balasan (kepadamu) dan juga kepada orang-orang yang berbuat baik. Sungguh (perintah penyembelihan ini) adalah benar-benar ujian (bagi Ibrahim, di mana dengannya terlihat dengan jelas siapa yang ikhlash dan siapa yang tidak). Dan kami segera menebus anak (yang akan disembelih itu) dengan seekor sembelihan yang besar. Pun Kami abadikan untuk Ibrahim (pujian yang baik) di kalangan orang-orang yang datang kemudian. Salam sejahtera (dari Kami) buat Ibrahim, dan sebutan yang baik baginya (dari setiap manusia)"

Hikmah yang perlu kita ambil:

a. Kepribadian Nabi Ibrahim, yang demikian total menunjukkan ketaatannya kepada Allah. Tidak terlihat dalam sikapnya sebuah keraguan, atau keberatan. Begitu menerima perintah dari Allah untuk menyembelih anak kesayangannya, Ismail, - anak yang ditunggu-tunggu kelahirannya sekian lama sampai ia mencapai usia tua - Nabi Ibrahim langsung mendatangi Ismail dan menyampaikan perintah tersebut. Padahal secara psikologis Nabi Ibrahim sungguh sangat membutuhkan seorang keuturunan. Bayangkan, di tengah pengembaraan yang jauh, di sebuah lembah padang sahara yang kering, tanpa pohonan dan tanaman, Nabi Ibrahim hidup. Ditambah lagi usianya yang memang sudah sangat mebutuhkan seorang anak muda untuk menopang ketidakmampuannya. Tapi lihatlah, totalitas penyerahan diri Nabi Ibrahim kepada Sang Pemilik Bumi dan langit.

b. Kepribadian Nabi Ismail, yang benar-benar memahami keaguangan perintah Allah. Artinya bahwa perintah itu harus segera dilaksanakan. Tidak usah ditawar-tawar dan ditunda-tunda lagi. Seketika ia berserah diri dengan penuh kesabaran. Sungguh ungkapan Nabi Ismail dengan panggilan "yaa abati" mengekspresikan kecintaan nabi Ismail dan kedekatannya kepada sang ayah, pun juga kepasrahan totalnya terhadap perintah Allah, dimana dengan ungkapan itu tergambar dengan jelas bahwa ia tidak merasa kaget sama sekali. Melainkan langsung menerimanya dengan lapang dada dan penuh kepasrahan.

c. Sikap Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail, yang tanpa banyak bicara dan diskusi dalam menerima "isyarat" yang terlihat dalam mimpinya "ru'ya", di mana kaduanya langsung bergerak menuju tempat penyembelihan. Nabi Ismail langsung berbaring, meletakkan pelipisnya ke bumi. Nabi Ibrahim langsung bergerak untuk menyembelihnya. Sungguh sebuah pemandangan yang sangat mengharukan. Dan dari peristiwa itu terlihat dengan jelas hakikat kepasrahan dan ketaatan yang hakiki dari kedua hamba tersebut, kepada Allah, Tuhannya. Allah seketika menyaksikan kesungguhan kedua hamba itu dalam mentaati perintah-Nya. Allah berfirman "qad saddaqta ru'ya", kau telah membenarkan "ru'ya" itu (wahai Ibrahim), dan kau telah melaksanakannya. Allah seketika pula menggantikan Nabi Ismail dengan seekor sembelihan yang besar.

Hakikat qurban ini, adalah sejauh mana tingkat kepasrahan sang hamba kepada Allah SWT .., sejauh mana tingkat ketaatannya kepada-Nya.. , sejauh mana tingkat ketabahannya dalam menjalani ajaran yang telah Allah tetapkan.

"... Sesungguhnya Allah hanya menerima (qurban) dari orang-orang yang bertaqwa". (QS. Al-Maidah [5]:27)

" Sesungguhnya daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi ketaqwaan dari kamulah yang dapat mencapainya ... (QS. Al-Hajj [22]:37)

“ Kamu sekali-kali tidak akan sampai pada kebajikan (Al-Birr) yang sempurna, sebelum kamu menginfakkan (tunfiquu)
bagian (harta) yang kamu cintai (mimma tuhibbuun). Dan apa saja yang kamu infakkan (tunfiquu), maka sesungguhnya Allah mengetahuinya. ” (QS. Aali Imran [3]:92).

“ Dan sesungguhnya kalau Kami perintahkan kepada mereka, ‘Bunuhlah dirimu’ dan ‘keluarlah dari kampungmu’, niscaya mereka tidak akan melakukannya, kecuali sebagian kecil dari mereka. Dan sesungguhnya jikalah mereka melaksanakan pelajaran yang diberikan kepada mereka, tentulah hal yang demikian adalah lebih baik bagi mereka, dan lebih menguatkan.” (QS. An-Nisa [4]:66)

Jadi ibadah qurban adalah perlambang kesediaan/pengorbanan seorang hamba untuk mengorbankan sesuatu yang dicintai dalam rangka taqarrub dan mengabdikan diri di kepada Allah.

Dengan pengorbanan itu Allah hendak menguji , seberapa besar seorang hamba mampu mengedepankan perintah Allah dari nafsu-nafsu pribadi dan yang lainnya , yang kesudahannya segalanya kembali kepada Allah , Dzat yang Maha Penyayang lagi Maha Penyantun .

“ Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dia lah Pemberi rizki yang sebaik-baiknya” (QS. Saba: 39).

Maha Besar Allah , Semoga Rahmat , ampunan dan karunia Nya senantiasa menyertai setiap langkah kita . Aamiin yaa Robbal alamin ..


Dari Anas bin Malik ra berkata bahwasanya Rasulullah SAW datang ke Madinah sedangkan mereka (penduduk Madinah) memiliki dua hari untuk bermain dan bergembira ria. Maka Rasulullah SAW bersabda, ‘Ada apakah dengan dua hari ini?’ Mereka menjawab, ‘Kami biasa bermain dan bergembira ria pada masa jahiliyah di dua hari tersebut.’ Rasulullah SAW bersabda, ‘Sesungguhnya Allah SWT telah menggantikan dua hari kalian dengan dua hari yang lebih baik darinya, yaitu Iedul Adha dan Iedul Fitri.’ (HR. Nasa’i)
Seiring dengan cepatnya waktu berlalu, ternyata tanpa terasa ramadhan begitu cepatnya berjalan meninggalkan kita. Padahal kita belum maksimal membaca Al-Qur’an, belum maksimal shalat malam, belum maksimal melaksanakan shiyam dan juga belum optimal untuk melaksanakan ibadah-ibadah lainnya. Setetes air mata mengalir dari ujung mata, perasaan sedih bergemuruh dalam kalbu, Ya Allah, akankah Ramadhan tahun depan, kami masih dapat bertemu lagi dengan bulan Ramadhan?
Dahulu para salafuna shaleh, air mata mereka meleleh membasahi pipi dan lihyah lantaran Ramadhan pergi meninggalkan mereka. Terkadang dari lisan mereka terucap sebuah doa, sebagai ungkapan kerinduan akan datangnya ramadhan dan ramadhan :
اللَّÙ‡ُÙ…َّ بَÙ„ِّغْÙ†َا رَÙ…َضَانَ، ÙˆَبَÙ„ِّغْÙ†َا رَÙ…َضَانَ ÙˆَرَÙ…َضَانَ ÙˆَرَÙ…َضَانَ…
Ya Allah SWT, anugerahkanlah lagi kepada kami bulan Ramadhan, anugerahkanlah lagi kepada kami bulan Ramadhan, dan bulan Ramadhan, dan bulan Ramadhan…

Lalu apakah kita merasa sedih tatkala ramadhan meninggalkan kita?, atau sebaliknya malah bahagia karena kita bebas dari segala kungkungan yang ada di bulan ramadhan, mudah-mudahan kita tidak demikian. Dan semoga kita khusus mahasiswa Garut, umumnya seluruh umat muslim dijadikan orang –orang yang kembali kepada kesucian dan dijadikan orang yang mendapat kebahagiaan.
SEGENAP PENGURUS KMG-UPI (MPO,BPO) MENGUCAPKAN SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI 1 SYAWAL 1433 H

 

Sebelum membahas pada pijakan yang menjadi dasar pergerakan KMG, maka kita perlu tahu apa yang menjadi visi dan misi KMG, yaitu :
Visi
Menjadi motor penggerak dalam upaya berkontribusi dalam pembangunan dengan mengedepankan persatuan dan rasa kekeluargaan diantara mahasisawa UPI asal Garut, untuk mencapai insan yang berilmu dan bertaqwa kepada Alloh SWT.
Misi

  1. Memupuk rasa persaudaraan diantara mahasiswa UPI asal Garut
  2. Memberi dorongan kepada anggota untuk menjadi motor penggerak dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
  3.  Mendorong mahasiswa UPI asal garut untuk berprestasi secara akademik
  4. Membina dan menciptakan kondisi lingkungan pergaulan yang religius
  5. Mendorong mahasiswa untuk peduli terhadap keadaan daerah Garut.
        Sumber : (Rohman, 2012)
     Jargon atau Slogan KMG adalah “Sarendeuk saigel, sabobot sapihane’an, sabata sarimbangan”  yang artinya sebuah kesolidan yang terpimpin, berada dalam satu barisan atau shaf yang terorganisir dalam rangka beribadah kepada Alloh SWT, yang bentuk real rangka beribadah berupa program kerja yang bermanfaat khusus bagi mahasiswa itu sendiri maupun masyarakat pada umumnya baik masyarakat Garut maupun masyarakat Global.
Mahasiswa Garut yang tergabung dalam Keluarga Mahasiswa Garut (KMG), dalam berkerja berpijak pada prinsif; humanisme, liberalisme, emansifasi, dan transedentif.
1. Humanisme
     Humanisasi artinya memanusiakan manusia, menghilangkan “kebendaan”, ketergantungan, kekerasan dan kebencian dari manusia. Humanisme disini berdasar pada konsep transedens(ilahiah), atau disebut humanisme teosentris bukan humanisme antroposentris. Dengan konsep ini, manusia harus memusatkan diri pada Tuhan, tapi tujuannya adalah untuk kepentingan manusia (kemanusiaan) sendiri. Perkembangan peradaban manusia tidak lagi diukur dengan rasionalitas tapi transendensi. Humanisasi diperlukan karena masyarakat sedang berada dalam tiga keadaan akut yaitu dehumanisasi (obyektivasi teknologis, ekonomis, budaya dan negara), agresivitas (agresivitas kolektif dan kriminalitas) dan loneliness (privatisasi, individuasi).
Yang perlu diketahui dalam prinsif ini adalah : pengenalan diri atau al-insan atau marifatul insan. Tujuan akhir nya adalah paham akan; darimana kita?, sedang apa? dan mau kemana?. Selain itu memahami tugas dan fungsi sebagai manusia yang akhirnya melahirkan seorang manusia yang mampu menempatkan diri sebagai manusia dihadapan Allah (habluminalloh), dan menmpatkan diri diantara lingkungan manusia(Habluminanas).
2. Liberasi
     Liberasi dalam Kontek ini sesuai dengan prinsip sosialisme (marxisme, komunisme, teori ketergantungan, teologi pembebasan). Hanya saja maksudnya tidak hendak menjadikan liberasinya sebagai ideologi sebagaimana komunisme. Liberasi yang dimaksud adalah dalam konteks ilmu, ilmu yang didasari nilai-nilai luhur transendental. Jika nilai-nilai liberatif dalam teologi pembebasan dipahami dalam konteks ajaran teologis, maka nilai-nilai liberatif dalam hal ini dipahami dan didudukkan dalam konteks ilmu sosial yang memiliki tanggung jawab profetik (nubuwah/risalah) untuk membebaskan manusia dari kekejaman kemiskinan, pemerasan kelimpahan, dominasi struktur yang menindas dan hegemoni kesadaran palsu. Lebih jauh, jika marxisme dengan semangat liberatifnya justru menolak agama yang dipandangnya konservatif, sedangkan liberasi disini justru mencari sandaran semangat liberatifnya pada nilai-nilai profetik transendental dari agama yang telah ditransformasikan menjadi ilmu yang obyektif-faktual.
Bidikan liberasi ada pada realitas empiris, sehingga liberasi sangat peka dengan persoalan penindasan atau dominasi struktural. Fenomena kemiskinan yang lahir dari ketimpangan ekonomi adalah bagian penting dari proyek liberasi. Liberasi menempatkan diri bukan pada lapangan moralitas kemanusiaan abstrak, tapi pada realitas kemanusiaan empiris, bersifat kongkrit. Karena sikap menghindar dari yang kongkrit menuju abstrak adalah salah satu ciri berpikir berdasarkan mitos.
Ada empat sasaran liberasi, yaitu sistem pengetahuan, sistem sosial, sistem ekonomi dan sistem politik yang membelenggu manusia sehingga tidak dapat mengaktualisasikan dirinya sebagai makhluk yang merdeka dan mulia. (Ilmu Sosial Profetik, 2012)
3. Emansipasi
        Emansipasi artinya pelepasan, persamaan, pembebasan dan penyejajaran atau pembebasan dari perbudakan. Selaras dengan humanisme dan liberasi yang berdasar pada pola transedensi.
4. Transendensi
       Transedensi merupakan dasar dari dua unsurnya yang lain. Transendensi hendak menjadikan nilai-nilai transendental (keimanan) sebagai bagian penting dari proses membangun peradaban. Transendensi menempatkan agama (nilai-nilai Islam) pada kedudukan yang sangat sentral.
Ekses-ekses negatif yang ditimbulkan oleh modernisasi mendorong terjadinya gairah untuk menangkap kembali alternatif-alternatif yang ditawarkan oleh agama untuk menyelesaikan persoalan-persoalan kemanusiaan. Manusia produk renaissance adalah manusia antroposentris yang merasa menjadi pusat dunia, cukup dengan dirinya sendiri. Melalui proyek rasionalisasi, manusia memproklamirkan dirinya sebagai penguasa diri dan alam raya. Rasio mengajari cara berpikir bukan cara hidup. Rasio menciptakan alat-alat bukan kesadaran. Rasio mengajari manusia untuk menguasai hidup, bukan memaknainya. Akhirnya manusia menjalani kehidupannya tanpa makna.
Di sinilah transendensi dapat berperan penting dalam memberikan makna yang akan mengarahkan tujuan hidup manusia. Islam dapat membawakan kepada dunia yang sekarat, bukan karena kurang alat atau teknik, akan tetapi karena kekurangan maksud, arti dari masyarakat yang ingin merealisir rencana Tuhan. Nilai-nilai transendental ketuhanan inilah yang akan membimbing manusia menuju nilai-nilai luhur kemanusiaan.
Transendensi adalah dasar dari humanisasi dan liberasi. Transendensi memberi arah kemana dan untuk tujuan apa humanisasi dan liberasi itu dilakukan. Transendensi  di samping berfungsi sebagai dasar nilai bagi praksis humanisasi dan liberasi, juga berfungsi sebagai kritik. Dengan kritik transendensi, kemajuan teknik dapat diarahkan untuk mengabdi pada perkembangan manusia dan kemanusiaan, bukan pada kehancurannya. Melalui kritik transendensi, masyarakat akan dibebaskan dari kesadaran materialistik-di mana posisi ekonomi seseorang menentukan kesadarannya-menuju kesadaran transendental. Transendensi akan menjadi tolok ukur kemajuan dan kemunduran manusia.

Ouput yang diharapkan melahirkan calon pemimpin yang mampu menggerakkan, mempengaruhi, mengelola, dan membawa berita gembira kepada semua orang. Seorang pemimpin yang bisa memberi tauladan (contoh), inspirator, motivator dan pembangkit semangat bagi para pengikutnya untuk tergerak hatinya, pikirannya dan perbuatannya untuk meraih harapan, cita-cita, tujuan hidup yang terbaik dan mulia yang diridhoi Alloh SWT.
Maka diharapkan  melahirkan kader yang memiliki karakter  kepemimpinan sebagai berikut:
  1. Memiliki karakter shidiq (jujur). Kepemimpinan yang mengedepankan integritas moral (akhlak), satunya kata dan perbuatan, kejujuran, sikap dan perilaku etis. Sifat jujur merupakan nilai-nilai transedental yang mencintai dan mengacu kepada kebenaran yang datangnya dari Allah SWT (Shiddiq) dalam berpikir, bersikap, dan bertindak. Perilaku pemimpin yang "shiddiq" (shadiqun) selalu mendasarkan pada kebenaran dari keyakinannya, jujur dan tulus, adil, serta menghormati kebenaran yang diyakini pihak lain yang mungkin berbeda dengan keyakinannya, bukan merasa diri atau pihaknya paling benar.
  2. Memiliki karakter amanah. Kepemimpinan yang mengahadirkan nilai-nilai bertanggungjawab, dapat dipercaya, dapat diandalkan, jaminan kepastian dan rasa aman, cakap, profesional dalam melaksanakan tugas kepemimpinannya. Karakter tanggungjawab, terpercaya atau trustworthy (amanah) adalah sifat pemimpin yang senantiasa menjaga kepercayaan (trust) yang diberikan orang lain. Karakter amanah dapat menajamkan kepekaan bathin seorang pemimpin untuk bisa memisahkan antara kepentingan pribadi dan kepentingan publik/organisasi.
  3. Memiliki karakter tabligh. Kepemimpinan yang menggunakan kemampuan komunikasi secara efektif, memiliki visi, inspirasi dan motivasi yang jauh ke depan. Seorang pemimpin itu memerlukan kemampuan komunikasi dan diplomasi dengan bahasa yang mudah dipahami, diamalkan, dan dialami orang lain (tabligh). Sosok pemimpin (seperti karakter nabi dan rasul) bahasanya sangat berbobot, penuh visi dan menginspirasi orang lain.
  4. Memiliki karakter fathanah (cerdas). Kepemimpinan yang  mempunyai kecerdasan, baik intelektual, emosional maupun spiritual, kreativitas, peka terhadap kondisi yang ada dan menciptakan peluang untuk kemajuan. Sosok pemimpin itu harus cerdas, kompeten, dan profesional (fathanah). Pemimpin yang mengacu sifat fathonah nabi adalah pemimpin pembelajar, mampu mengambil pelajaran/hikmah dari pengalaman, percaya diri, cermat, inovatif tetapi tepat azas, tepat sasaran, berkomitmen pada keunggulan, bertindak dengan motivasi tinggi, serta sadar bahwa yang dijalankan adalah untuk mewujudkan suatu cita-cita bersama yang akan dicapai dengan cara-cara yang etis.
  5. Memiliki karekter istiqamah (konsisten/teguh pendirian). Kepemimpinan yang mengutamakan perbaikan berkelanjutan (continuous improvement (Istiqamah). Pemimpin yang istiqamah adalah pemimpin yang taat azas (peraturan), tekun, disiplin, pantang menyerah, bersungguh-sungguh, dan terbuka terhadap perubahan dan pengembangan.
  6. Memiliki karakter mahabbah (cinta, kasih-sayang). Kepemimpinan yang mengutamakan ajaran cinta (mahabbah) bukan kebencian dan pemaksaan. Karakter pemimpin profetik selalu peduli (care) terhadap moral dan kemanusiaan, mudah memahami orang lain/berempati, suka memberi tanpa pamrih (altruistik), mencintai semua makhluk karena Allah, dan dicintai para pengikutnya dengan loyalitas sangat tinggi.
  7. Memiliki karakter shaleh/ma'ruf (baik, arif, bijak). Kepemimpinannya adalah wujud sebuah ketaatan kepada Allah dan mendarmabaktikan dirinya untuk kesalehan, kearifan dan kebajikan bagi masyarakatnya. Ketaatan dan keshalehan para nabi atau rasul berpedoman pada wahyu dan mu'jizat dari Allah. Karakter shaleh/arif dapat melahirkan pesona kharismatik yang merupakan ilham dari ilahi, yang terpancar pada permukaan kulit, tutur kata, pancaran mata, sikap, tindakan, dan penampilan. Seorang pemimpin yang shaleh mempunyai kualitas kepribadian individu yang utuh sehingga menyebabkan orang lain menaruh simpati, percaya dan menganut apa yang diinginkannya. Pemimpin shaleh berarti pemimpin yang dirinya diakui pengikut, karena ketaatannya kepada Allah.
             Sumber : (Mujtahid, 2011)
 
Bibliography

Ilmu Sosial Profetik. (2012, Juni 11). Retrieved Juli 13, 2012, from Wikipedia : http://id.wikipedia.org/wiki/Ilmu_Sosial_Profetik

Mujtahid. (2011, November 14). Tujuh Karakteristik Kepemimpinan Profetik. Retrieved Juli 14, 2012, from Universitas Negri Maulana Malik Ibrahim malang: http://www.uin-malang.ac.id/index.php?option=com_content&view=article&id=2682:tujuh-karakteristik-kepemimpinan-profetik&catid=35:artikel-dosen&Itemid=210

Rohman, A. (2012). Visi Misi. Retrieved Juli 13, 2012, from Keluarga Mahasiswa Garut : http://kmgupi.blogspot.com/2012/03/visi-misi.html


Bila Ramadhan memanggilmu
Mengetuk pintu hidupmu
Sambut ia sepenuh rindu
Dekap ia sepenuh cinta
Dan biarkan jemari indahnya
Merengkuhmu dalam istana ampunan-Nya
Bila Ramadhan memanggilmu
Sambutlah ia seumpama tamu istimewa
Kenanglah kelopak hari-hari
Yang telah luruh berguguran
enanglah seumpama pertanda
Bagi engkau sang penerus perjalanan
Bersiap menjemput giliran
Bila tak lagi kau jumpai ia
Ramadhan di tahun depan
Bila Ramadhan memanggilmu
Bersihkan hati dari segala dengki
Sucikan jiwa dari segala prasangka
Bersihkan raga dari segala dosa
Bila Ramdhan memanggilmu
Berlarilah menjemput panggilan-Nya


SELURUH KELUARGA BESAR MAHASISWA GARUT -UPI MENGUCAPKAN SELAMAT MENUNAIKAN IBADAH PUASA 1433 H

"Sungguh telah datang kepadamu bulan Ramadhan, bulan yang penuh
keberkatan. Allah telah mewajibkan kepadamu puasa-Nya. Didalam bulan
Ramadhan dibuka segala pintu syurga dan dikunci segala pintu neraka dan
dibelenggu seluruh syaithan. Padanya ada suatu malam yang terlebih baik
dari seribu bulan. Barangsiapa tidak diberikan kepadanya kebaikan malam
itu, maka sesungguhnya dia telah dijauhkan dari kebajikan."
 
"Telah datang kepadamu bulan Ramadhan penghulu segala bulan, maka "Selamat datanglah" kepadanya."
 
Wahai manusia, sesungguhnya kamu akan dinaungi oleh bulan yang senantiasa besar lagi penuh keberkatan, bulan yang Allah telah menjadikan puasanya suatu kewajiban, dan qiam dimalam harinya suatu tatawwu'.
Barangsiapa mendekatkan diri kepada Allah dengan suatu pekerjaan kebajikan didalamnya samalah dia dengan orang yang menunaikan sesuatu fardhu didalam bulan yang lainnya. Barangsiapa menunaikan sesuatu fardhu dalam bulan Ramadhan samalah dia dengan orang yang mengerjakan tujuh puluh fardhu dibulan lainnya. Ramadhan itu adalah bulan sabar, sedangkan sabar itu pahalanya adalah surga. Ramadhan itu adalah bulan memberikan pertulungan dan bulan Allah memberikan rezeki kepada mukmin didalamnya.
Barangsiapa memberikan makanan berbuka kepada orang yang berpuasa, yang demikian itu adalah pengampunan bagi dosanya dan kemerdekaan dirinya dari neraka. Orang yang memberikan makanan itu memperoleh pahala seperti yang diperoleh orang yang berpuasa. Allah memberikan pahala itu kepada orang yang memberikan walaupun sebutir korma, atau seteguk air, atau sehirup susu. Dialah bulan yang permulaannya Rahmah, pertengahannya ampunan, dan akhirnya kemerdekaan dari neraka. Barangsiapa yang meringankan beban seseorang (yang membantunya) niscaya Allah mengampuni dosanya. Oleh itu banyakkanlah yang empat perkara dibulan Ramadhan.
Dua perkara untuk mendatangkan keredhaan Tuhanmu dan dua perkara lagi kamu sangat menghajatinya. Dua perkara yang pertama ialah mengakui dengan sesungguhnya tiada tuhan melainkan Allah dan mohon ampun kepada-Nya.
Dua perkara yang kamu sangat memerlukannya ialah mohon surga dan
perlindungan dari neraka. Barangsiapa memberi minum orang yang
berpuasa, niscaya Allah memberi minum kepadanya dari air kolamku dengan suatu minuman yang dia tidak merasakan haus lagi sesudahnya, sehingga dia masuk kedalam surga."
(H.R.Ibnu Khuzaimah)
Nisfu Sya’ban artinya pertengahan bulan Sya’ban. Ini telah menjadi tradisi sekelompok masyarakat Muslim Indonesia untuk melakukan ibadah-ibadah tertentu di masjid pada malam Nisfu Sya’ban.
Ada riwayat yang shahih bahwa Rasulullah SAW banyak melakukan puasa pada bulan Sya’ban, seperti diriwayatkan Bukhari-Muslim dari Aisyah: “Tidaklah aku melihat Rasulullah menyempurnakan puasa satu bulan kecuali bulan Ramadhan. Dan aku menyaksikan bulan yang paling banyak beliau berpuasa ( selain Ramadhan ) adalah  Sya’ban. Beliau berpuasa ( selama ) bulan Sya’ban kecuali hanya sedikit ( hari saja yang beliau tidak berpuasa ).”
Namun, tidak ada satu dalil pun yang shahih bahwa Rasulullah SAW melakukan puasa khusus Nisfu Sya’ban atau melaksanakan shalat khusus dengan jumlah rakaat tertentu pada malam Nisfu Sya’ban. Kalaupun ada yang melakukan ritual khusus di malam Nisfu Sya’ban ini, hanya beberapa dari kalangan tabi’in dari Syam, seperti Khalid bin Ma’dan dan Makhul, dan dalil yang digunakannya pun hadis lemah dan untuk kepentingan fadha’ilul a’mal.
Hal ini tentu jangan mengurangi semangat beribadah kita pada malam dan siang bulan Sya’ban. Perbanyaklah ibadah sunah seperti yang dicontohkan Rasulullah dalam riwayat Bukhari di atas. Dan, hindari ritual-ritual khusus yang dikerjakan bersama-sama dengan cara serta bacaan tertentu karena di sinilah titik khilafiah / perbedaan pendapatnya.Wallahu a’lam bish-shawab.
Sumber : Konsultasi AgamaRepublika, Kamis, 14 Juli  2011 /  12 Syaban 1432
Kita sebagai seorang muslim telah diingatkan kembali sebuah peristiwa besar dalam sejarah umat islam. Sebuah peristiwa penting yang terjadi dalam sejarah hidup (siirah) Rasulullah SAW yaitu peristiwa diperjalankannya beliau (isra) dari Masjid al Haram di Makkah menuju Masjid al Aqsa di Jerusalem, lalu dilanjutkan dengan perjalanan vertikal (mi'raj) dari Qubbah As Sakhrah menuju ke Sidrat al Muntaha (akhir penggapaian). Peristiwa ini terjadi antara 16-12 bulan sebelum Rasulullah SAW diperintahkan untuk melakukan hijrah ke Yatsrib (Madinah).
Allah SWT mengisahkan peristiwa agung ini di S. Al Isra (dikenal juga dengan S. Bani Israil) ayat pertama: Maha Suci Allah Yang telah memperjalankan hambaNya pada suatu (potongan) malam dari masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Menetahui".
Iman pada peristiwa isra miraj termasuk aqidah samiyat ; yakni keyakinan terhadap suatu perkara yang harus tertanam kuat didalam hati seseorang karena perkara itu terdapat dalam al-quran dan sunnah (Affandi,2007). Kita dapat melakukan miraj dalam kontek miraj maknawi; yaitu berusaha menaikan derajat kita sebagai manusia dihadapan Alloh SWT. miraj maknawi bisa ditempuh dengan berusaha membekali diri dengan:
  1. Iman haqiqah al-haqiqah (iman yang benar)
  2. Islam yang kuat 
  3. Kesabaran dan kebijaksanaan 
  4. Pengetahuan yang luas 
  5. Keyakinan yang teguh dalam menjalankan ajaran agama
Adapun langkah nyata untuk miraj maknawi dengan meningkatkan keimanan, yakni langkah-langkah nya sebagai berikut:
  1. Muqarrabah, yaitu menghiasi diri dengan dengan amal saleh. Muqarrabbah (mendekatkan diri) alloh bisa ditempuh dengan cara-cara sebgai berikut :membaca dan memahami isi alquran; tidak makan terlalu kenyang, dan tidak membiarkan perut dalam keadaan kosong serta jangan memakan makanan haram; mendirikan shalat tahajud; bermunajat kepada alloh diwaktu sahur; berkumpul dengan orang saleh
  2. Memegang teguh agama islam, 
  3. Berusaha memiliki jiwa sbar dan bijaksana 
  4. Memiliki pengetahuan yang luas; untuk memiliki pengetahuan yang luas kita harus belajar dan tidak malas-malasan, dalam islam menuntut ilmu adalah fardu
  5. Memiliki keyakinan yang teguh dalam menjalankan ajaran agama; harta, tahta dan wanita(lawan jenis) tidak melunturkan keyakinan kita atau meluluhkan keteguhan kita dalam beragama

Rujukan :
  1. Affandi, Khoer KH.(2007). Latahzan Innalloha Ma'ana.Bandung: PT.Mizan Pustaka
  2. http://www.pesantrenvirtual.com/index.php?option=com_content&task=view&id=1170&Itemid=1

Demikian semoga bermanfaat
Divisi KEROHANIAN KMG-UPI

KELUARGA MAHASISWA GARUT UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA (KMG-UPI)

Visi
Menjadi motor penggerak dalam upaya berkontribusi dalam pembangunan dengan mengedepankan persatuan dan rasa kekeluargaan diantara mahasisawa UPI asal Garut, untuk mencapai insan yang berilmu dan bertaqwa kepada Alloh SWT.
Misi
1. Memupuk rasa persaudaraan diantara mahasiswa UPI asal Garut
2. Memberi dorongan kepada anggota untuk menjadi motor penggerak dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
3. Mendorong mahasiswa UPI asal garut untuk berprestasi secara akademik
4. Membina dan menciptakan kondisi lingkungan pergaulan yang religius
5. Mendorong mahasiswa untuk peduli terhadap keadaan daerah Garut.

KELUARGA MAHASISWA GARUT (KMG) UPI-BANDUNG


Bagi saya ini bukan hanya sebuah komunitas masyarakat Garut yang kuliah di UPI-Bandung, namun saya sudah merasa ini merupakan sebuah keluarga baru. Kami berkumpul dari berbagai jurusan di UPI,baik itu UPI Pusat (Bandung) maupun Kampus Daerah, berasal dari daerah yang berbeda yang tersebar di wilayah Garut, bahkan dari Sekolah Menengah yang berbeda pula. Bagi saya, KMG merupakan sebuah komunitas yang dinamis. Terbukti dari berbagai rangakaian acara yang saya ikuti di KMG ini, mulai Buka Bersama, Mudik Bareng, Rihlah,Karaokean, P2M, sampai yang terakhir saya ikuti adalah KMG UPI Goes to School.

Dulu KMG sering mengadakan pertemuan rutin setiap hari Rabu, di pertemuan itulah saya mendapat banyak pengalaman, saya juga banyak mendapat pelajaran dari teman sebaya dan kakak tingkat, baik itu pengalaman dan pelajaran dari masing-masing fakultas maupun pengalaman dan pelajaran sebuah kehidupan. Saya sangat senang bisa aktif di KMG ini, selain alasan-alasan yang telah disebutkan tadi, saya juga bisa menghilangkan penat dan stress ketika menghadapi tugas kuliah, dalam arti lain KMG bisa menjadi hiburan tersendiri bagi saya J

Sekarang saya ingin mengulang memori saya ketika awal ikut KMG, semoga apa yang saya tulis di sini bisa menjadi inspirasi bagi siapa saja yang membacanya, dan sebelumnya saya mohon maaf apabila bahasa yang saya gunakan terlalu baku dan membuat monoton. Tapi inilah yang akan saya tuangkan di sini. Selamat membaca ya ......
Meli Budiarti
Bahasa & Sastra Inggris - FPBS UPI’11




BUKA BERSAMA DAN MUDIK BARENG

Haduh,, saya lupa lagi tepatnya hari apa dan tanggal berapa Buka Bersama ini berlangsung, namun yang pasti saat itu adalah Bulan Suci Rhamadan dan seluruh umat Islam menjalankan ibadah puasa .. hehee.. :P
Saat itu saya iseng buka akun Facebook saya dan seseorang mengundang saya ke acara Buka Bersama,tanpa basa-basi lagi saya dengan teman saya Syifa Utami Hadianti (Pend. Geografi-FPIPS UPI’11) langsung ikut dan daftar ke panitia penyelenggara. Beberapa saat sebelum menuju waktu bedug Maghrib, semua berkumpul di Taman Barety depan PKM, ternyata di sana sudah banyak teman-teman yang ikut acara Buka Bersama juga, namun sayang saat itu hanya beberapa orang saja yang saya kenal.
Saat akan menjelang waktu buka, kami semua pindah tempat ke selasar Masjid Al-Furqon Lt. 1, kami berkumpul dan memperkenalkan diri masing-masing hingga tak terasa waktu buka tiba.  Masih saya ingat saat itu Teh Ia Lisnawati (PGSD-UPI’10) membagikan kue brownies sebagai camilan pembuka sebelum tajil dimulai [Lho?]  :D
Setelah tajil, semua makan bersama walaupun saat itu saya masih merasa malu-malu berada di tengah-tengah KMG,, kemudian acara dilanjutkan shalat Maghrib berjamaah dan kembali berkumpul di selasar tadi. Topik pembicaraan saat ituadalah  para panitia penyelenggara merencanakan untuk mengadakan Mudik Bareng, ini bertujuan untuk lebih mempererat tali silaturahmi antar masyarakat Garut yang ada di UPI, selain itu juga kita bisa tahu dari daerah mana sajakah kita berasal.
H min 2 menuju Hari Raya Iedul Fitri kami semua berkumpul di depan Gerbang I Kampus UPI. Di sana sudah ada bis Intan Raya yang akan mengantarkan kami. Hari sudah siang, kami berangkat menuju Garut, di perjalanan kami memperkenalkan diri lagi, pokoknya saat itu suasana di dalam bis sangat seru, kami tak merasa letih walau saat itu sedang berpuasa. Hingga akhirnya satu persatu diantara kami turun sambil mengucapkan “Minal Aidin walfaidzin...” itu adalah mudik pertama saya yang sangat menyenangkan, bersama KMG tentunya.







RIHLAH...
Rihlah atau mentafakuri kekuasaan Allah SWT atas apa yang telah diciptakan-Nya merupakan salah satu kewajiban kita sebagai umat muslim. Kita jangan hanya mengeksploitasi alam tanpa memberikan yang terbaik untuk alam itu sendiri. Di KMG ini, rihlah merupakan salah satu acara yang rutin diadakan.  Saat itu rute untuk acara rihlah adalah ke Maribaya. Saya sempat bingung dengan dress code yang harus saya pakai, karena saya tidak punya perlengkapan hiking (-.-‘)>. Tepat pukul 07.00 pagi, saya, Dini (Biologi- FPMIPA’11) dan Intan Aulia (Sas. Inggris-FPBS’11) pergi bersama-sama menuju ke sekitaran Taman Barety, ternyata belum ada yang datang. Tapi selang beberapa saat, yang lainpun datang dan kami diberi name tag masing-masing. Setelah mendapat transportasi, kami berangkat menuju Maribaya.
Panitia Rihlah sudah menyiapkan segala sesuatu untuk penjelajahan alam,dan kami dibagi menjadi 3 kelompok kecil. Hal yang membuat saya senang adalah ketika saya menemukan sebuah kertas tergulung di antara rerimbunan semak, dan ternyata itu adalah petunjuk arah penjelajahan. Tidak hanya kami yang datang pada saat itu, di sana juga ada beberapa anak sekolah yang sedang mengadakan penelitian. Kami beristirahat sejenak di sebuah area kecil, ada satu hal yang membuat saya takut, ya.... gangguan para monyet yang sempat mengambil hadiah KMG, namun untung ada yang berhasil merebutnya kembali dari tangan para monyet itu [tepuk tangan prok.. prokk... prook..]
Saya paling suka dengan permainan tebak karakter teman, padahal saat itu kami belum benar-benar mengenal satu sama lain. Kami bertukar name tag dan menuliskan karakter sementara yang tersirat di fikiran kami saat pertama bertemu. Saya bisa mengambil hikmah dari permainan itu, bahwa penilaian orang lain sangat berarti untuk menjadi bahan introspeksi diri kita. {cciiee...}
Selain acara tebak karakter, ada juga permainan bom air. Dan saya merasa kasihan sama Teh Desi (Tata Busana-FPTK’10) yang saat itu berulang tahun dan diserang oleh bom air dari teman yang lain. J tapi menyenangkan sekali acara rihlahnya, terutama ketika memasuki area Gua Belanda dan Gua Jepang...
Di penghujung acara ada tukar hadiah dan pembagian hadiah. Yang sangat kebetulan saat itu, hadiah saya dapet sama Kang Yudi Kurniadi (Bahasa Jerman-FPBS’10) dan hadiah kang Yudi dapet sama saya, hihii... terlebih ketika melihat ekspresi kang Yudi saat membuka hadiah dari saya yang tak kunjung selesai,, maaf ya Kang ;}. Oh iya saat itu saya dapet hadiah kategori penemu kertas petunjuk penjelajahan,, terimakasih yah hadiahnya bermanfaat sekali... :D
Tiba saatnya pulang, namun sebelumnya kami diberi ilmu agar selalu tetap bersyukur kepada Allah atas semua yang telah diberikan-Nya kepada kita. Kita juga harus selalu menyayangi alam semesta ini karena tanpa alam, kita tidak bisa hidup dan menikmati indahnya dunia.....
PENGABDIAN PADA MASYARAKAT [P2M]
Aduh, P2M itu gak bisa diungkapkan dengan kata-kata.. DAHSYAAATTTT....!!
Anda harus merasakan sendiri bagaimana ramenya P2M bersama KMG..
Saat itu tepatnya tanggal 27 Januari 2012, kami berkumpul di mesjid Agung Garut. Saat itu sa fikir saya adalah anggota KMG yang paling banyak membawa barang, terbukti dengan ukuran tas saya yang paling besar dan paling panjang.. (huhuu..) masih ingat saat itu saya membawa setrika dan selimut kecil untuk jaga-jaga.  Seusai shalat Jumat bagi para kaum Adam, kami berangkat menggunakan elf menuju Bungbulang, daerah di mana kami akan melaksanakan P2M. Perjalanan yang panjang cukup membuat kami lelah, juga medan yang berliku-liku cukup membuat adrenaline saya terpacu,, huh! Saya salut banget sama sopirnya, walaupun kabut menyelimuti sampai badan jalan tak terlihat, tapi dengan cekatan sang sopir bisa melalui jalan yang berkelok curam (^.^)b.  Akhirnya kami tibanya di lokasi,kami singgah di rumahnya Teh Yayu. Kami istirahat sebentar sambil ngobrol dan ngemil, sekedar meregangkan badan karena perjalanan yang lumayan  jauh, setelah merasa cukup, kamipun mulai membenahi barang-barang kami.
Malam tiba, kami semua berangkat menuju tempat kediaman anggota KMG pria yang letaknya tak jauh dari kediaman kami untuk melakukan simulasi hari esok. Setiap malam memang sengaja dikhususkan untuk simulasi dan evaluasi kegiatan yang telah kami lakukan. Untuk hari pertama (sama dengan hari kedua kami di Bungbulang), kami  melakukan dinamika kelompok yang anggotanya terdiri dari siswa siswi SMP dan SMA sederajat. Saat itu pesertanya belum begitu banyak dikarenakan beberapa faktor.
Khusus untuk hari berikutnya, itu adalah acara tersendiri bagi KMG. Ini adalah hari yang paling saya sukai. Di hari ini kami menghabiskan waktu bersama, masih teringat ada games menyusun barang-barang hingga menjadi susunan yang paling panjang, itu games yang paaalliing saya sukai, rame pisan siihh... hihii..  Gak Cuma itu, malam harinya kami ngadain acara bakar ayam, hehe makin mencairkan suasana, terlebih saat acara “curhat akbar”. Aduh ada sesi yang membuat saya malu lah di acara itu,, hhuhuu skip aja... Rame lah , tidak bisa diungkapkan dengat kata-kata...
Singkat cerita di P2M, hari terakhir kita ngadain acara Edufairs yang tergabung dari seluruh Universitas negeri maupun swasta. Acaranya di GOR PGRI Bungbulang,itu acara meriah deh meskipun pesertanya masih dalam jumlah yang minim. Selain itu, antusias masyarakat Bungbulang bagus banget. Aduh saya kagum sama orang Bungbulang, suaranya itu bagus banget kalo lagi pada nyanyi.. iihh hebat lah deh pokokke...
Rangkaian acara udah kita lalui di Bungbulang,kini saatnya kita berspisah dan kembali pulang ke daerah masing-masing, tapiiiiii berhubung hari sudah larut, panitia P2M menunda jadwal pulang sehari dari rencana awal, meskipun ada beberapa orang yang memilih untuk pulang lebih dulu. Malam harinya mati lampu, kami berkumpul dalam satu rumah, ini adalah hari terakhir bareng-bareng KMG, aduh saya pribadi ya masih merasa betah di Bungbulang, ya istilahnya mah “Jangankan 4 hari, setahun di Bungbulangpun asal sama KMG aku rela” hahahaa... semalaman suntuk kita semua curhat, ngobrol, dan main adu jempol,, hahaa permainan ala KMG itu.. malam itu terasa panjang banget, gak terasa dingin karena panitia menyuguhkan Bubur Kacang dan mi goreng sebagai makanan penutup. :9
Dan tak terasa waktu menunjukkan pukul setengah 12 malam, akhirnya kami semua memutuskan untuk beristirahat agar besok pagi bisa fit untuk pulang.
Pokoknya acara P2M ini bener-bener acara yang Ah pisan deh,, salut buat panitia P2M,,
Oh iya acara ini juga sekaligus menjadi acara Kaderisasi yang melahirkan angkatan baru bernama Angkatan Kandang Wesi. Semoga dengan ini KMG semakin Maju Jaya!!!
Sukses buat KMG..








KMG – UPI GOES TO SCHOOL (GTS) !!
The last event from KMG .. Goes to School...
Acara ini merupakan acara sosialisasi dari KMG khusus ke sekolah-sekolah baik, Sekolah Menengah Atas Negeri, Swasta, maupun Madrasah Aliyah. Memang tidak semua sekolah dapat kami kunjungi mengingat waktu dan jarak yang kurang memungkinkan, namun sbelemunya KMG sudah mengikuti acara University Expo yang digelar di Pendopo Garut. Meskipun UPI merupakan salah satu universitas negeri di Jawa Barat yang cukup terkenal, namun ternyata masih banyak yang belum mengetahui fakultas dan jurusan apa saja yang ada di UPI itu. Kami terbagi dalam beberapa kelompok sosialisasi, karena dalam satu hari kami mengunjungi lebih dari tiga sekolah menengah di Garut.
************
Pengalaman saya di acara GTS ini banyak banget,, pertama saya belajar berani berbicara di hadapan orang banyak, belajar mempromosikan sesuatu (UPI), juga belajar disiplin mengingat saat itu banyak sekolah yang berjadwal di pagi hari, sehingga saya harus bangun lebih awal J. Antusias anak-anak di setiap sekolah tentu berbeda, hal ini terlihat ketika kami melakukan evaluasi seusai acara sosialisasi. Setiap Penanggung Jawab (PJ) juga melaporkan hal-hal apa aja yang terjadi selama sosialisasi berlangsung. Alhamdulilah meski bagaimanapun sosialisasi tetap berjalan lancar. Saat-saat yang paling saya sukai adalah ketika para PJ dari setiap sekolah mengundang makan di rumahnya masing-masing, hehehe siapa yang tak senang bila ada sesuatu yang haratis... pokonya kekeluargaan KMG semakin terasa deh saat itu, meski cape tetapi rame..
****************
Selain acara sosialisasi, kami juga punya hadiah buat anak-anak yang berperan aktif saat sosialisasi berlangsung. Kami juga menyimpan sejumlah brosur di ruang BK/BP untuk tambahan informasi bagi anak-anak yang berminat masuk ke UPI, dan Alhamdulilah banyak banget yang berminat masuk ke UPI, terbukti dengan banyaknya sms dan pesan masuk d akun FB yang bertanya seputar UPI sama saya (khususnya di jurusan Sastra Inggris).
Akhirnya acara GTS sampai pula kepada puncaknya. Penutupan GTS berlangsung di Rumah Makan sekitaran Tarogong, namun sayang saya gak bisa hadir saat itu. Saya ngerasa amazing banget lah sama serangkaian acara KMG. Sekali lagi Maju Jaya buat KMG, biarpun orang berkata apa. Lanjutkan langkahmu KMG .. :D
*****************

J
Nah mungkin itulah beberapa pengalaman saya selama saya ada di KMG. Asik banget kan? Kalo gak percaya, monggo ikut kumpul bersama KMG, dijamin ga akan sia-sia. Kita bisa dapet banyak ilmu di KMG, kita juga bisa mengisi waktu luang kita dengan KMG,kan di KMG juga ada PeMiKat alias Pengembangan Minat dan Bakat.
KMG itu bukan sembarang komunitas, pokonya markotop sangat buat KMG.
Aduh terimakasih yah buat yang udah baca perjalanan dan pengalaman saya bersama KMG. Semoga bermanfaat dan bisa menjadi inspiraasi bagi kita semua. Aammiinn..
Salam KMG...

Popular Posts

Recent Posts

Text Widget