Kita sebagai seorang muslim telah diingatkan kembali sebuah peristiwa besar dalam sejarah umat islam. Sebuah peristiwa penting yang terjadi dalam sejarah hidup (siirah) Rasulullah SAW yaitu peristiwa diperjalankannya beliau (isra) dari Masjid al Haram di Makkah menuju Masjid al Aqsa di Jerusalem, lalu dilanjutkan dengan perjalanan vertikal (mi'raj) dari Qubbah As Sakhrah menuju ke Sidrat al Muntaha (akhir penggapaian). Peristiwa ini terjadi antara 16-12 bulan sebelum Rasulullah SAW diperintahkan untuk melakukan hijrah ke Yatsrib (Madinah).
Allah SWT mengisahkan peristiwa agung ini di S. Al Isra (dikenal juga dengan S. Bani Israil) ayat pertama: Maha Suci Allah Yang telah memperjalankan hambaNya pada suatu (potongan) malam dari masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Menetahui".
Iman pada peristiwa isra miraj termasuk aqidah samiyat ; yakni keyakinan terhadap suatu perkara yang harus tertanam kuat didalam hati seseorang karena perkara itu terdapat dalam al-quran dan sunnah (Affandi,2007). Kita dapat melakukan miraj dalam kontek miraj maknawi; yaitu berusaha menaikan derajat kita sebagai manusia dihadapan Alloh SWT. miraj maknawi bisa ditempuh dengan berusaha membekali diri dengan:
  1. Iman haqiqah al-haqiqah (iman yang benar)
  2. Islam yang kuat 
  3. Kesabaran dan kebijaksanaan 
  4. Pengetahuan yang luas 
  5. Keyakinan yang teguh dalam menjalankan ajaran agama
Adapun langkah nyata untuk miraj maknawi dengan meningkatkan keimanan, yakni langkah-langkah nya sebagai berikut:
  1. Muqarrabah, yaitu menghiasi diri dengan dengan amal saleh. Muqarrabbah (mendekatkan diri) alloh bisa ditempuh dengan cara-cara sebgai berikut :membaca dan memahami isi alquran; tidak makan terlalu kenyang, dan tidak membiarkan perut dalam keadaan kosong serta jangan memakan makanan haram; mendirikan shalat tahajud; bermunajat kepada alloh diwaktu sahur; berkumpul dengan orang saleh
  2. Memegang teguh agama islam, 
  3. Berusaha memiliki jiwa sbar dan bijaksana 
  4. Memiliki pengetahuan yang luas; untuk memiliki pengetahuan yang luas kita harus belajar dan tidak malas-malasan, dalam islam menuntut ilmu adalah fardu
  5. Memiliki keyakinan yang teguh dalam menjalankan ajaran agama; harta, tahta dan wanita(lawan jenis) tidak melunturkan keyakinan kita atau meluluhkan keteguhan kita dalam beragama

Rujukan :
  1. Affandi, Khoer KH.(2007). Latahzan Innalloha Ma'ana.Bandung: PT.Mizan Pustaka
  2. http://www.pesantrenvirtual.com/index.php?option=com_content&task=view&id=1170&Itemid=1

Demikian semoga bermanfaat
Divisi KEROHANIAN KMG-UPI

Popular Posts

Recent Posts

Text Widget