Bila Ramadhan memanggilmu
Mengetuk pintu hidupmu
Sambut ia sepenuh rindu
Dekap ia sepenuh cinta
Dan biarkan jemari indahnya
Merengkuhmu dalam istana ampunan-Nya
Bila Ramadhan memanggilmu
Sambutlah ia seumpama tamu istimewa
Kenanglah kelopak hari-hari
Yang telah luruh berguguran
enanglah seumpama pertanda
Bagi engkau sang penerus perjalanan
Bersiap menjemput giliran
Bila tak lagi kau jumpai ia
Ramadhan di tahun depan
Bila Ramadhan memanggilmu
Bersihkan hati dari segala dengki
Sucikan jiwa dari segala prasangka
Bersihkan raga dari segala dosa
Bila Ramdhan memanggilmu
Berlarilah menjemput panggilan-Nya


SELURUH KELUARGA BESAR MAHASISWA GARUT -UPI MENGUCAPKAN SELAMAT MENUNAIKAN IBADAH PUASA 1433 H

"Sungguh telah datang kepadamu bulan Ramadhan, bulan yang penuh
keberkatan. Allah telah mewajibkan kepadamu puasa-Nya. Didalam bulan
Ramadhan dibuka segala pintu syurga dan dikunci segala pintu neraka dan
dibelenggu seluruh syaithan. Padanya ada suatu malam yang terlebih baik
dari seribu bulan. Barangsiapa tidak diberikan kepadanya kebaikan malam
itu, maka sesungguhnya dia telah dijauhkan dari kebajikan."
 
"Telah datang kepadamu bulan Ramadhan penghulu segala bulan, maka "Selamat datanglah" kepadanya."
 
Wahai manusia, sesungguhnya kamu akan dinaungi oleh bulan yang senantiasa besar lagi penuh keberkatan, bulan yang Allah telah menjadikan puasanya suatu kewajiban, dan qiam dimalam harinya suatu tatawwu'.
Barangsiapa mendekatkan diri kepada Allah dengan suatu pekerjaan kebajikan didalamnya samalah dia dengan orang yang menunaikan sesuatu fardhu didalam bulan yang lainnya. Barangsiapa menunaikan sesuatu fardhu dalam bulan Ramadhan samalah dia dengan orang yang mengerjakan tujuh puluh fardhu dibulan lainnya. Ramadhan itu adalah bulan sabar, sedangkan sabar itu pahalanya adalah surga. Ramadhan itu adalah bulan memberikan pertulungan dan bulan Allah memberikan rezeki kepada mukmin didalamnya.
Barangsiapa memberikan makanan berbuka kepada orang yang berpuasa, yang demikian itu adalah pengampunan bagi dosanya dan kemerdekaan dirinya dari neraka. Orang yang memberikan makanan itu memperoleh pahala seperti yang diperoleh orang yang berpuasa. Allah memberikan pahala itu kepada orang yang memberikan walaupun sebutir korma, atau seteguk air, atau sehirup susu. Dialah bulan yang permulaannya Rahmah, pertengahannya ampunan, dan akhirnya kemerdekaan dari neraka. Barangsiapa yang meringankan beban seseorang (yang membantunya) niscaya Allah mengampuni dosanya. Oleh itu banyakkanlah yang empat perkara dibulan Ramadhan.
Dua perkara untuk mendatangkan keredhaan Tuhanmu dan dua perkara lagi kamu sangat menghajatinya. Dua perkara yang pertama ialah mengakui dengan sesungguhnya tiada tuhan melainkan Allah dan mohon ampun kepada-Nya.
Dua perkara yang kamu sangat memerlukannya ialah mohon surga dan
perlindungan dari neraka. Barangsiapa memberi minum orang yang
berpuasa, niscaya Allah memberi minum kepadanya dari air kolamku dengan suatu minuman yang dia tidak merasakan haus lagi sesudahnya, sehingga dia masuk kedalam surga."
(H.R.Ibnu Khuzaimah)
Nisfu Sya’ban artinya pertengahan bulan Sya’ban. Ini telah menjadi tradisi sekelompok masyarakat Muslim Indonesia untuk melakukan ibadah-ibadah tertentu di masjid pada malam Nisfu Sya’ban.
Ada riwayat yang shahih bahwa Rasulullah SAW banyak melakukan puasa pada bulan Sya’ban, seperti diriwayatkan Bukhari-Muslim dari Aisyah: “Tidaklah aku melihat Rasulullah menyempurnakan puasa satu bulan kecuali bulan Ramadhan. Dan aku menyaksikan bulan yang paling banyak beliau berpuasa ( selain Ramadhan ) adalah  Sya’ban. Beliau berpuasa ( selama ) bulan Sya’ban kecuali hanya sedikit ( hari saja yang beliau tidak berpuasa ).”
Namun, tidak ada satu dalil pun yang shahih bahwa Rasulullah SAW melakukan puasa khusus Nisfu Sya’ban atau melaksanakan shalat khusus dengan jumlah rakaat tertentu pada malam Nisfu Sya’ban. Kalaupun ada yang melakukan ritual khusus di malam Nisfu Sya’ban ini, hanya beberapa dari kalangan tabi’in dari Syam, seperti Khalid bin Ma’dan dan Makhul, dan dalil yang digunakannya pun hadis lemah dan untuk kepentingan fadha’ilul a’mal.
Hal ini tentu jangan mengurangi semangat beribadah kita pada malam dan siang bulan Sya’ban. Perbanyaklah ibadah sunah seperti yang dicontohkan Rasulullah dalam riwayat Bukhari di atas. Dan, hindari ritual-ritual khusus yang dikerjakan bersama-sama dengan cara serta bacaan tertentu karena di sinilah titik khilafiah / perbedaan pendapatnya.Wallahu a’lam bish-shawab.
Sumber : Konsultasi AgamaRepublika, Kamis, 14 Juli  2011 /  12 Syaban 1432

Popular Posts

Recent Posts

Text Widget